Menjaga warisan budaya melalui saba, olahraga tradisional yang terus bertahan menjadi salah satu upaya penting dalam melestarikan kearifan lokal. Saba, yang berasal dari Bali, merupakan salah satu olahraga tradisional yang telah ada sejak zaman dahulu kala. Menurut pakar budaya, Dr. I Made Bandem, “Saba merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bali. Melalui Saba, kita bisa melihat nilai-nilai kebersamaan, keuletan, dan semangat pantang menyerah yang telah diwariskan secara turun temurun.”

Dalam upaya menjaga warisan budaya ini, penting bagi generasi muda untuk terus mempelajari dan mengembangkan olahraga tradisional seperti Saba. Menurut Bapak I Wayan Budi, seorang guru Saba di desa Tenganan, “Saba bukan hanya sekadar olahraga, namun juga merupakan sebuah bentuk seni dan keindahan yang harus kita jaga bersama-sama.” Hal ini juga sejalan dengan pendapat Dr. Anak Agung Gde Agung, seorang ahli budaya dari Universitas Udayana, yang mengatakan bahwa “melalui olahraga tradisional, kita bisa memperkuat identitas budaya dan memperkaya khazanah budaya bangsa.”

Meskipun zaman terus berubah dan teknologi terus berkembang, Saba tetap bertahan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Bali. Hal ini tidak lepas dari peran penting para pemuda yang gigih mempelajari dan mempraktikkan olahraga tradisional ini. Menurut I Wayan Gede, seorang atlet Saba yang telah meraih berbagai prestasi, “Saba bukan hanya untuk anak-anak Bali, tapi juga untuk generasi muda Indonesia agar tetap mencintai dan melestarikan budaya nenek moyang kita.”

Dengan menjaga warisan budaya melalui Saba, kita tidak hanya memperkaya diri sendiri namun juga turut berkontribusi dalam melestarikan kearifan lokal yang telah ada sejak zaman dulu. Mari kita terus dukung dan lestarikan olahraga tradisional seperti Saba agar warisan budaya kita tetap hidup dan berkembang. Sebagaimana pepatah mengatakan, “Tak kenal maka tak sayang”, mari kita kenali, pelajari, dan sayangi warisan budaya kita melalui Saba.